DAFTAR ISI
Kata Penghantar
Daftar isi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang masalah
1.2. Identifikasi masalah
1.3. Pembatasan Masalah
1.4. Rumusan masalah
1.5. Tujuan penelitian
1.6. Manfaat penelitian
BAB II. TINJAUAN TEORITIS
2.1. Pelaksanaan kebersihan disekolah
2.2. Permasalahan dalam membersihkan lingkungan sekolah
2.3. Pengaruh kebersihan terhadap proses belajar mengajar
2.4. Arti kebersihan lingkungan
BAB III. PEMBAHASAN
3.5. Kondisi kebersihan di SMA Negeri 1 SAMPALI
3.6. Peran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah
3.7. Dampak kondisi lingkungan sekolah terhadap siswa/i
3.8. Upaya menciptakan sekolah yang bersih
BAB IV. METODE PENELITIAN
4.1. Jenis penelitian
4.2. Subjek penelitian
4.3. Lokasi dan waktu penelitian
4.4. Teknik pengumpulan data
4.5. Teknik analisis data
BAB V. HASIL PENELITIAN
5.1. Validitas Data
- Jawaban narasumber dari angket yang penulis ajukan
5.2. Pembahasan hasil penelitian
- Pemilihan subjek penelitian
- Analisis kesalahan subjek penelitian
- Frekuensi Nilai
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
INDEKS
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan kekuatan yang diberikan kepada saya sehingga penulis
dapat menyelesaikan karya ilmiahini dengan judul “Kebersihan Lingkungan
Sekolah”. Karya ilmiah ini merupakan salah satu tugas dalam bidang study
bahasa indonesia.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu melalui bimbingan, dukungan, motivasi, dan doa
dalam menyelesaikan karya ilmiah ini terutama kepada : ibu Dra. Hj.
Trisnany, Mpd. selaku guru pembimbing yang telah banyak memberikan
saran-saran dan bimbingan kepada penulis sejak awal penulisan sampai
dengan selesainya karya ilmiah ini. ucapan terima kasih juga saya
sampaikan kepada narasumber yang telah memberikan penjelasan dan
komentar.
Penulis juga menyadari akan adanya keterbatasan didalam laporan ini.
Namun penulis berharap kiranya dapat diambil manfaatnya karena segala
sesuatu yang tertulis didalam laporan ini merupakan pengalaman lapangan.
Demi untuk memperbaiki penulisan ini penulis berharap dan lapang dada untuk menerima saran dan kritikan yang bersifat membangun.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca.
Medan, Desember 2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Kebersihan pangkal kesehatan. Kata-kata ini sudah tidak asing lagi
bagi kita. Di suatu lingkungan sekolah seringkali sebuah sekolah
mengalami permasalah tentang kebersihan. Hal ini disebabkan oleh para
siswa yang membuang sampah sembarangan. Motivasi penulis mengangkat tema
ini karena sangat kurang sekali kesadaran siswa-siswa untuk membuang
sampah pada tempat sampah atau tong sampah yang telah disediakan.
Walaupun sudah tiap hari diingatkan atau dinasehati namun sampah tetap
saja berserakan di halaman maupun di dalam kelas. Bahkan kalau diperiksa
di dalam laci meja penuh oleh sampah-sampah kertas dan bekas bungkus
makanan. Pemberian hukuman dan sangsi-sangsi tidak membuahkan hasil yang
memuaskan. Pemberian hukuman-hukuman dan sangsi-sangsi tersebut tidak
memberikan pengaruh yang berarti.
Seringkali kita mendengar slogan-slogan di berbagai tempat terutama di
sekolah, yang isinya mengajak kita untuk menjaga kebersihan lingkungan.
Akan tetapi slogan tadi tidak kita pedulikan, slogan tadi fungsinya
hanya seperti hiasan belaka tanpa ada isinya, padahal isi dari sebuah
slogan sangat penting bagi kita. Banyak slogan yang mengajak kita untuk
menjaga kebersihan, tapi apa kenyataannya? Siswa masih membuang sampah
sembarangan, selain ini siswa juga merobek-robek kertas dalam kelas dan
bila memakan jajan di tempat A bungkusnya dibuangnya juga di tempat A,
padahal di tempat-tempat tersebut telah disediakan tempat sampah.
Tentu kita tidak mau sekolah kita menjadi kotor, kumuh dan penuh dengan
sampah. Disamping itu sampah yang kita buang sembarangan tadi juga
dapat mencemari lingkungan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas dan
juga dapat menyebabkan suasana belajar kita tidak nyaman. Oleh karena
itulah saya selaku penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap
kebersihan lingkungan sekolah untuk membantu para murid menjadi lebih
paham akan arti kebersihan lingkungan, terutama lingkungan disekitar
sekolah.
1.2. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kondisi lingkungan di sekolah kita?
2. Apakah yang menyebabkan kebersihan lingkungan disekolah menjadi tercemar?
3. Siapa yang harus bertanggung jawab atas kebersihan lingkungan sekolah?
1.3. Pembatasan masalah
Pada indentifikasi masalah ditemukan berbagai masalah tentang hal-hal
yang mempengaruhi kebersihan lingkungan sekolah. Oleh karena
keterbatasan penelitian dari segi waktu, dan kemampuan, maka penulis
membatasi masalah dalam penulisan laporan ini. Adapun masalah yang
dibahas pada laporan ini adalah kesulitan mengumpulkan informasi dari
narasumber dan pihak-pihak yang terlibat dalam kebersihan lingkungan
sekolah.
1.4. Rumusan masalah
Dari batasan masalah diatas, dirumuskan suatu masalah yang akan dibahas
dalam laporan ini yaitu: Bagaimana cara penanggulangan sampah jajanan
dalam lingkungan sekolah serta arti mengenai kebersihan dan manfaat
kebersihan sekolah terhadap proses belajar mengajar.
1.5. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian merupakan hal yang hendak dicapai dalam pedoman untuk
melakukan suatu kegiatan yang telah dirumuskan. Adapun tujuan
diadakannya penelitian ini adalah:
1. untuk membangkitkan kesadaran para siswa/siswi untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
2. untuk memberikan pengarahan bahwa kebersihan lingkungan itu sangat penting bagi proses belajar mengajar.
3. untuk mengetahui bagaimana proses pelaksanaan kebersihan dilingkungan sekolah.
4. untuk mengetahui kondisi kebersihan lingkungan SMAN 1 SAMPALI.
5. untuk mengetahui peran serta siswa dalam menjaga kebersihan di lingkungan sekolah.
6. ntuk mengetahui pengaruh kondisi kebersihan lingkungan sekolah terhadap siswa/i SMAN 1 SAMPALI
1.6. Manfaat penelitian
1. Penelitian ini dapat membuka wawasan penulis tentang kondisi
kebersihan lingkungan sekolah SMAN 1 SAMPALI dan pengaruhnya bagi siswa
serta membuka wawasan pembaca tentang lingkungkungan yang baik untuk
meningkatkan prestasi belajarsiswa.
2. Menambah pengetahuan bagi peneliti dan pembaca serta memperkenalkan manfaat kebersihan lingkungan.
3. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan bagi kalangan
pelajar khususnya kalangan siswa mengenai latar belakang kebersihan
sekolah.
4. Sebagai bahan referensi bagi para peneliti lain yang tertarik
melakukan penelitian yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti
dalam penelitian penulis lebih lanjut.
5. Sebagai penambah pengetahuan dan keterampilan peneliti dalam pembuatan karya tulis ilmiah berupa Skripsi.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1. Pelaksanaan kebersihan disekolah
a. Kegiatan pembersihan harian
Kegitan ini dilakukan setiap hari kerja efektif pada waktu sebelum
kegiatan pembelajaran di kelas di mulai, mulai jam 07.00 – 07.30 wib.
Tujuannya untuk membersihkan ruang kelas dan halaman sekitar ruang kelas
masing-masing, serta halaman sekitar kantor atau ruang lainnya yang
berdekatan dengan kelas peserta didik.
b. Kegiatan pembersihan mingguan
Kegiatan ini diberi istilah Sabtu Bersih, yang dilaksanakan sebelum
kegiatan pembelajaran di kelas di mulai, mulai 07.00 – 07.30 wib.
Program kegiatannya bersifat massal yang melibatkan peserta didik dan
warga sekolah lainnya. Tujuannya untuk membersihkan lingkungan sekolah
secara keseluruhan. Khusus peserta didik, dalam kegiatan pembersihan
tersebut di bagi berkelompok berdasarkan kelas, dan masing-masing
kelompok membersihkan lingkungan atau halaman sekolah yang telah
ditetapkan oleh pembina kebersihan. Dalam kegiatan ini, kadang kala
peserta didik diminta membawa sabit, ember kecil dan alat kebersihan
lainnya, tergantung keadaan lingkungan sekolah yang akan dibersihkan.
2.2. Permasalahan dalam membersihkan lingkungan sekolah
Beberapa kesulitan yang dialami dalam membersihkan lingkungan sekolah adalah sebagai berikut:
1. setiap keluar istirahat sampah jajanan mulai banyak berserakan.
2. kurangnya kesadaran para siswa dalam membersihkan lingkungan sekolah.
3. kurangnya fasilitas untuk membersihkan lingkungan sekolah terutama dalam membersihkan kamar mandi.
2.3. Pengaruh Kebersihan Terhadap Proses Belajar Mengajar
Lingkungan belajar yang efektif adalah sebuah lingkungan belajar
yang produktiv, dimana sebuah lingkungan belajar yang didesain atau
dibangun untuk membantu pelajar meningkatkan produktifitas belajar
mereka sehingga proses belajar mengajartercapai sesuai dengan apa yang
diharapkan. Hal ini dapat digambarkan dengan, kemudahan para pelajar
dalam berfikir, berkreasi juga mampu secara aktif dikarenakan lingkungan
belajar yang bersih sangat mendukung sehinggatimbul ketertiban dan
kenyamanan pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Berbeda halnya
dengan pelajar yang memiliki sebuah lingkungan belajar yang kotor,
tentunya akan menimbulkan kesan malas dan membosankan sehingga tidak
timbul rasa semangat pada proses belajar mengajar dikarenakan lingkungan
yang kotor dan tidak konduktif dan efektif.
2.4. Arti kebersihan lingkungan
kebersihan adalah upaya manusia untuk memelihara diri dan lingkungan
dari segala yang kotor dan keji dalam rangka mewujudkan dan
melestarikan kehidupan yang sehat dan nyaman. Kebersihan merupakan
syarat bagi terwujudnya kesehatan dan sehat adalah salah satu faktor
yang dapat memberikan kebahagiaan. Sebaliknya, kotor tidak hanya merusak
keindahan tetapi, juga menyebabkan timbulnya berbagai penyakit.
kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk diantaranya debu, sampah, dan bau.
Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan higienis yang baik.
Kebersihan lingkungan adalah kebersihan tempat tinggal, tempat kerja, dan berbagai sarana umum.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Kondisi kebersihan di SMAN 1 SAMPALI
Kebersihan lingkungan sekolah adalah salah satu faktor yang mendorong
kita untuk lebih bersemangat dalam proses kegiatan belajar mengajar,
oleh karena itu kebersihan lingkungan sekolah harus dijaga. Begitu pula
dengan kebersihan lingkungan SMAN 1 SAMPALI yang harus kita jaga dan
kita lestarikan. Kondisi kebersihan SMAN 1 SAMPALI saat ini belum
menunjukkan lingkungan sekolah yang bersih. Masih banyak kita jumpai
sampah-sampah yang dibuang sembarangan. Misalnya di kolong meja, kantin,
dan tempat-tempat yang tidak terlihat oleh mata (tersembunyi). Padahal,
tempat-tempat tersebut bukanlah tempat sampah.
Sampah-sampah tersebut berupa sampah sisa makanan, bungkus plastik
makanan, dan lain-lain. Pada saat upacara bendera yang diadakan setiap
hari senini, pihak sekolah selalu mengingatkan para siswa-siswi SMA
Negeri 1 SAMPALI untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Tetapi,
tidak jarang juga ditemukan siswa yang masih saja mengotori lingkungan
sekolah. Pihak sekolah sudah melakukan tindakan-tindakan untuk
tercapainya lingkungan sekolah yang bersih, indah, sehat, dan nyaman.
Tindakan-tindakan tersebut antara lain mengecat kursi dan bangku agar
bersih dari coretan-coretan yang tidak pantas untuk anak sekolah,
mengunci ruang kelas pada saat jam istirahat berlangsung agar siswa dan
siswi tidak makan dikelas yang menyebabkan kelas menjadi kotor, dan
memberi sanksi yang tegas bagi siswa dan siswi yang melanggar.
Dengan tindakan-tindakan tersebut diharapkan mampu menyadarkan siswa
untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah dan dapat menciptakan
kondisi lingkungan sekolah yang bersih, bebes dari sampah, indah, sehat,
dan dapat mendukung kegiatan proses belajar mengajar (KBM). Tetapi
masih saja bisa kita jumpai tulisan-tulisan kecil di meja-meja kelas
yang baru saja dicat ulang, sampah- sampah kertas di kolong meja. Hal
tersebut menunjukkan betapa rendahnya tingkat kesadaran siswa dan siswi
SMAN 1 SAMPALI dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Meskipun
pihak sekolah sudah melakukan upaya-upaya untuk menciptakan kebersihan
tetapi jika siswa dan siswinya tidak mempunyai rasa memiliki terhadap
fasilitas-fasilitas yang ada, maka semua tindakan tersebut menjadi
sia-sia.
3.2. Peran Siswa dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan Sekolah
Agar sekolah terlihat bersih, siswa dapat berperan dalam menjaga
kebersihan lingkungan sekolah dengan cara tidak membuang sampah
sembarangan, selain itu siswa juga bisa memungut sampah yang berserakan
dan membuangnya pada tempat sampah yang telah tersedia agar tidak ada
sampah yang berserakan di lingkungan sekolah. Serta, siswa diharapkan
tidak mencorat-coret tembok dan bangku yang merupakan sarana
pembelajaran, dengan begitu, bangku dan tembok akan tetap terlihat
bersih tanpa adanya coretan-coretan yang dibuat oleh siswa dan siswi.
Selain membuang sampah pada tempatnya, menjaga kebersihan bangku dan
tembok, siswa juga diwajibkan untuk melaksanakan piket kelas yang sudah
menjadi ketentuan di SMAN 1 SAMPALI. Dan juga bisa dijadikan lomba
kebersihan kelas induk untuk masing-masing kelas, agar siswa dan siswi
dapat menjaga kebersihan kelas induknya masing-masing. Diluar lomba
kebersihan kelas induk tersebut, juga pihak sekolah membuat satu
peraturan yang didalamnya berisi anjuran bagi siswa dan siswi untuk
menjaga kebersihan lingkungan sekolah, dan memberi sanksi yang tegas
bagi siswa dan siswi yang melanggarnya.
Hal yang paling pokok untuk peran siswa dan siswi dalam menjaga
kebersihan SMAN 1 SAMPALI ini adalah, kesadaran diri masing-masing
individu untuk menjaga kebersihan sekolahnya agar sekolah tetap dalam
keadaan bersih dan nyaman untuk proses kegiatan belajar mengajar.
3.3. Dampak Kondisi Lingkungan Sekolah terhadap Siswa/i.
Dalam proses pembelajaran banyak faktor yang mempengaruhi prestasi
siswa. Salah satunya yaitu kebersihan lingkungan sekolah, khususnya pada
lingkungan kelas. Kebersihan sangat mempengaruhi konsentrasi belajar
siswa. Jika kelas bersih, indah dan tertata rapi maka kemungkinan besar
kenyamanan dalam proses pembelajaran akan tercapai. Selain itu
konsentrasi pun bisa lebih fokus, dengan begitu sistem kerja otak akan
semakin meningkat. Tetapi sebaliknya, jika lingkungan sekolah terutama
kelas terlihat kotor dan kumuh, pelajaran atau materi yang akan
diberikan oleh guru akan sulit diterima oleh siswa, hal ini disebabkan
karena pecahnya konsentrasi akibat situasi kelas yang tidak nyaman.
Suasana kelas yang seperti ini juga menyebabkan siswa bosan atau
mengantuk. Maka dari itu kelas harus selalu dalam keadaan bersih agar
siswa bisa meningkatkan prestasinya.
Dalam menjaga kebersihan kelas, dibutuhkan kerja sama antara siswa,
guru, dan petugas kebersihan sekolah. Siswa adalah salah satu pendukung
kebersihan sekolah, karena jumlah siswa yang sangat banyak jika
dibandingkan dengan warga sekolah lainnya. Siswa yang memiliki IQ tinggi
pasti memiliki kecerdasan dan kecekatan dalam berfikir. Maka jika
diingatkan untuk tidak membuang sampah sembarangan ataupun
mencorat-coret bangku, siswa akan mematuhi hal tersebut. Dengan kata
lain, siswa yang tidak bisa diperingatkan, selalu merusak, mengotori
lingkungan sekolah bisa dikatakan siswa tersebut ber IQ rendah.
Kebersihan sangat mempengaruhi konsentrasi belajar siswa. Jika kelas
bersih, indah dan tertata rapi maka kemungkinan besar kenyamanan dalam
proses pembelajaran akan tercapai. Selain itu konsentrasi pun bisa lebih
fokus, dengan begitu sistem kerja otak akan semakin meningkat. Tetapi
sebaliknya, jika lingkungan sekolah terutama kelas terlihat kotor dan
kumuh, pelajaran atau materi yang akan diberikan oleh guru akan sulit
diterima oleh siswa, hal ini disebabkan karena pecahnya konsentrasi
akibat situasi kelas yang tidak nyaman. Suasana kelas yang seperti ini
juga menyebabkan siswa bosan atau mengantuk. Maka dari itu kelas harus
selalu dalam keadaan bersih agar siswa bisa meningkatkan prestasinya.
3.4. Upaya Menciptakan Sekolah yang Bersih
Tentu kita tidak mau sekolah kita menjadi kotor, kumuh, dan penuh
dengan sampah. Disamping itu, sampah yang sering kita buang dengan
sembarangan dapat mencemari lingkungan baik didalam maupun di luar kelas
dan juga dapat menyebabkan suasana belajar yang tidak nyaman. Demi
terciptanya lingkungan sekolah yang bersih, sehat, dan indah sebaiknya
melakukan upaya-upaya yang bersifat mengatasi masalah tersebut,
upaya-upaya yang perlu di lakukan adalah sebagai berikut:
Guru memberi contoh bila membuang sampah selalu pada tempatnya.
Membuat tata tertib baru yang isinya tentang pemberian denda ataupun
hukuman bagi setiap siswa yang membuang sampah tidak pada tempatnya.
Siswa diharapkan mempunyai kesadaran hati nuraninya sendiri untuk menjaga kebersihan sekolah.
Petugas piket pada hari itu juga harus membersihkan kelas dan lingkungan sekitar.
Melarang siswa membuang sampah tidak pada tempatnya.
Melarang siswa mencorat-coret meja atau kursi di dalam kelas atau lingkungan
sekitar dan memberikan sanksi yang tegas badgi pelanggarnya. Memberi
sanksi bagi siswa yang melanggar tata tertib kebersihan di sekolah
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang penulis pakai dalam membuat panelitian ini
adalah penelitian survey. Penelitian survey adalah penelitian yang
dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetap I data yang dipelajari
adalah data dari sample yang diambil dari populasi tersebut, sehingga
ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan
antar variable.
4.2. Subjek penelitian
Berdasarkan judul penelitian yaitu kebersihan di lingkungan sekolah
sehingga penulis mengadakan penelitian di lingkungan sekolah dan subjek
penelitiannya adalah para siswa kelas XII IPA III.
4.3. Lokasi dan waktu penelitian penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Sampali. waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2011.
4.4. Teknik pengumpulan data
Simple random sampling yaitu pengambilan sample dari populasi yang
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata dalam populasi
tersebut. juga dengan memberikan beberapa angket kepada naarsumber untuk
diisi sesuai dengan jawaban dan pikiran masing-masing narasumber.
4.5. Teknik analisis data
Cara penulis dalam menganalisis data yang kami dapat yaitu dengan
pertama-tama memastikan bahwa semua data dan landasan teori yang
diperlukan telah diperoleh dengan baik. Lalu penulis mulai menghitung
jumlah data, setelah itu penulis mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari
tiap pertanyaan pada angket berdasarkan jumlah responden yang memilih. .
Langkah berikutnya, sesuai dengan jenis penelitian, penulis
menghubungkan data-data yang satu dengan yang lain dan juga dengan
landasan teori yang ada. Langkah terakhir, penulis menuangkannya dalam
karya tulis ini.